KIMIA" MENENTUKAN INDIKATOR ALAMI dan pH SUATU LARUTAN"



KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat serta hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan laporan ini yaitu tentang “MENENTUKAN INDIKATOR ALAMI dan pH SUATU LARUTAN” dengan baik.
Dan tidak lupa pula kami ucapkan terimakasih kepada Bapak Hairil, S.Pd atas bantuannya dalam penyusunan laporan ini.
Namun, kami pula menyadari banyak kekurangan dalam penyusunan laporan ini. Sehingga kami dengan senang hati menerima kritik dan saran dari pembaca. Karena atas kritikan dan saran pembaca dapat memotivasi kami dalam menyusun laporan yang lebih baik lagi.
Akhirnya kami dari kelompok empat berharap laporan ini bermanfaat bagi pembaca dalam memahami cara menetukan indicator alami dan pH suatu larutan.

Sila, 19 Agustus 2014


Penyusun







DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
a.  Latar Belakang……………………………………………………………………………………
b.  Rumusan Masalah………………………………………………………………………………..
c.  Tujuan………………………………………………………………………………..
d. Manfaat asam dan basa ......…………………………………………………

BAB II KAJIAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN
a.      Tempat dan Waktu Penelitian…………………………………………………………………
b.      Alat dan Bahan……………………………………………………………………………………..
c.       Cara Kerja…………………………………………………………………………………………….
-          Uji Kontrol …………………………………………………………………………….
-          Uji Makanan……………………………………………………………………………
d.      Variabel Penelitian……………………………………………………………………………………
e.      Metode Pengumpulan Data………………………………………………………………………….
f.        Hipotesa…………………………………………………………………………………………….

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
a.      Hasil Percobaan………………………………………………………………………………………
b.      Pembahasan…………………………………………………………………………………………

BAB V PENUTUP
a.      Kesimpulan……………………………………………………………………………………………..
b.      Kritik dan Saran……………………………………………………………………………………….

DAFTAR PUSTAKA


BAB I
PENDAHULUAN
a.     Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari akan ditemukan senyawa dalam tiga keadaan yaitu asam, basa, dan netral. Ketika mencicipi rasa jeruk maka akan terasa asam karena jeruk mengandung asam. Sedangkan ketika mencicipi sampo maka akan terasa pahit karena sampo mengandung basa. Namun sangat tidak baik apabila untuk mengenali sifat asam atau basadengan mencicipinya karena mungkin saja zat tersebut mengandung racun atau zat yangberbahaya. Sifat asam dan basa suatu zat dapat diketahui menggunakan sebuah indikator.Indikator yang sering digunakan antara lain kertas lakmus, fenolftalein, metil merah dan brom timol biru. Indikator tersebut akan memberikan perubahan warna jika ditambahkanlarutan asam atau basa. Indikator ini biasanya dikenal sebagai indikator sintetis. 
Dalam pembelajaran kimia khususnya materi asam dan basa indikator derajatkeasaman diperlukan untuk mengetahui pH suatu larutan. Karena itu setiap sekolah seharusnya menyediakan indikator sintetis untuk percobaan tersebut. Tetapi pada kenyataannya, tidak semua sekolah mampu menyediakan indikator sintetis. Oleh karena itudiperlukan alternatif lain sehingga proses pembelajaran tetap berjalan lancar indikator pH sintetis dapat diganti dengan alternatif lain berupa indikator pH dari bahan-bahan alam atau tanaman. Muhammad Hizbul W, Eko Yuliyanto & Martina Retnoyuanni dari jurusan pendidikan kimia FMIPA UNY meneliti tentang pembuatan indikator pH dari bunga tapak dara (Vinca Rosea U), bunga jengger ayam (Celosia Cristata L), dan bunga tembelekan(Lantara Camara L) dengan didasari pemikiran bahwa zat warna pada tanaman merupakan senyawa organik berwarna seperti dimiliki oleh indikator sintetis, selain itu mudah dibuat juga murah karena bahan-bahannya mudah didapat serta menambah pengetahuan tentang manfaat bunga tapakdara, jengger ayam dan tembelekan.Karakteristik bunga yang baik digunakan sebagai indikator pH yaitu bunga yang masih segar berwarna tua digunakan hanya mahkota bunga sedangkan benang sari dan putik tidak digunakan.
Pada pembuatan indikator cair bunga dicuci dengan air mengalir agar bersih juga dimaksudkan agar pigmen warna bunga tidak ikut larut dalam air. Bunga yang sudahdicuci kemudian dipotong kecil-kecil untuk memperluas permukaan bunga sehingga proses pelarutan bunga lebih efektif. Semakin luas permukaan bunga maka semakin banyak pigmen warna bunga yang larut pada proses pelarutan. Pada proses pemotongan bunga tidak dicincang melainkan dipotong kecil-kecil.

b.     Tujuan
Kami melakukan uji percobaan untuk  menentukan sifat asam dan basa beberapa larutan dengan menggunakan indicator alami yaitu ekstrak bunga sepatu ,  bunga bugenfil, kunyit, bunga liander , dan Mengamati perubahan warna indikator pada larutan asam dan basa

c.      Rumusan Masalah
1.      Bagaimana cara menentukan indikator alami?
2.      Bagaimana cara menentukan pH suatu larutan dengan menggunakan indikator alami?

d.     Manfaat Asam dan Basa
e.       a)      Asam
f.       ü  Asam Cuka          : dibuat untuk masakan
g.      ü  Air Keras             : pada baterai karena dari asam sulfat
h.      ü  Asam Lambung   :untuk membantu mencerna makanan yang kita makan. Merupakan
i.         asam klorida
j.        ü  Asam Sitrat          : Banyak terdapat pada makanan dan minuman tertama yang kemasan, dan pada agar-agar, untuk menambah rasa dan juga keasaman.
k.      b)      Basa
l.        ü  Natrium hidroksida / soda api / soda ash dan kalium hidroksida, sebagai bahan baku pembersih dalam rumah tangga, misalnya sabun mandi, sabun cuci, detergen, pemutih dan pembersih lantai
m.    ü  Magnesium hidroksida dan aluminium hidroksida, terkandung dalam obat nyeri lambung (antasid).
n.      ü  Amoniak, untuk pelarut desinfektan (pencegah terjadinya infeksi) dan bahan baku pupuk urea.







BAB II
KAJIAN TEORI
Istilah asam dan basa sudah dikenal oleh masyarakat ilmiah sejak dulu. Istilah asam diberikan kepada zat yang rasanya asam, sedangkan basa untuk zat yang rasanya pahit. Pada 1777, Lavoisier  menyatakan bahwa oksigen adalah unsur utama dalam senyawa asam. Pada 1808, Humphry Davy menemukan fenomena lain, yaitu HCl dalam air dapat bersifat asam, tetapi tidak mengandung oksigen. Seiring perkembangan zaman teori-teori mengenai asam basa pun ikut berkembang dan saling melengkapi satu sama lain.

A. Teori Asam Basa Menurut Beberapa Ahli
1. Teori Asam Basa Svante August Arrhenius
Konsep asam dan basa sudah dikenal sejak abad 18-an. Untuk pertama kalinya, pada tahun 1884 seorang ilmuwan Swiss, Svante August Arrhenius, mengemukakan suatu teori tentang asam basa. Arrhenius berpendapat bahwa dalam air, larutan asam dan basa akan mengalami penguraian menjadi ion-ionnya. Asam merupakan zat yang di dalam air dapat melepaskan ion hidrogen (H+). Sedangkan basa merupakan zat yang di dalam air dapat melepaskan ion hidroksida (OH).
HA(aq) ®H+(aq) + A(aq)
2. Asam Basa Brønsted-Lowry
Johannes Bronsted dan Thomas Lowry pada tahun 1923, menggunakan asumsi sederhana yaitu: Asam memberikan ion H+ pada ion atau molekul lainnya, yang bertindaksebagai basa. Contoh, disosiasi air, melibatkan pemindahan ion H+ dari molekul airyang satu dengan molekul air yang lainnya untuk membentuk ion H3O+ dan OH.
2H2O(l) ↔H3O+(aq) + OH(aq)
3. Teori Asam Basa Lewis
Teori asam basa terus berkembang dari waktu ke waktu. Pada tahun 1923, seorang ahli kimia Amerika Serikat, Gilbert N. Lewis, mengemukakan teorinya tentang asam basa berdasarkan serah terima pasangan elektron. Lewis berpendapat asam adalah partikel (ion atau molekul) yang dapat menerima (akseptor) pasangan elektron. Sedangkan basa didefinisikan sebagai partikel (ion atau molekul) yang memberi (donor) pasangan elektron. Reaksi asam basa menurut Lewis berkaitan dengan pasangan elektron yang terjadi pada ikatan kovalen koordinasi.












BAB III
METODE PENELITIAN

a.     Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian diadakan pada hari selasa, 13 Agustus 2014 pada jam pelajaran Kimia.
Penelitian ini bertempat di Laboratorium IPA di SMAN 1 Bolo.

b.    Alat dan Bahan

o   Mortal dan penggerusnya
o   Kater
o   Kain halus
o   Tisu
o   Plat tetes
o   Pipet tetes
o   Gelas kimia 50 ml
o   Sendok pengaduk
o   Larutan KOH
o   Larutan HCl
o   Larutan Aki
o   Larutan kapur sirih
o   Larutan sabun colek
o   Larutan cuka
o   Bunga liander
o   Bunga bugenvil
o   Manggis
o   Kunyit
o   Bunga kembang sepatu
o   Minuman berwarna (big cola dan coca cola)

c.     Cara kerja
1.         Siapkan alat dan bahan .
2.         Ambil plat tetes dan beri label A,B,C,D,dan E pada lubang.
3.       Kupas kunyit secukupnya, lalu cuci hingga bersih
4.      Lalu tumbuk kunyit hingga sarinya atau ekstraknya keluar dengan menggunakan mortal dan penggerusnya dan tambahkan air secukupnya.
5.      Ambil sarinya dengan menggunakan pipet tetes.
6.         Kemudian Teteskan pada masing-masing lubang yang telah diberi label A,B,C,D dan E  pada plat tetes
7.         Teteskan larutan HCL,KOH,Accu,Kapur sirih, cuka, Coca-Cola,Big Cola Warna dan sabun colek sekitar 1-2 tetes pada masing-masing plat tetes yang telah diberi label tadi.
8.         Amati dan catat perubahan warna yang terjadi setelah di tetesi berbagai lauran tadi.
9.         Cuci bersih, kemudian keringkan dengan tissu plat tetes tersebut, agar bisa digunakan untuk percobaan yang sama tapi dengan indikator yang berbeda.
10.     Ulangi percobaan tersebut dengan menggunakan indikator yang berbeda, kamudian catat dan amati perubahan yang terjadi.
11.     Simpulkan larutan yang bersifat asam, basa, dan zat mana yang dapat kita gunakan sebagai indikator alami.



















BAB IV
Pembahasan

a.            Hasil percobaan
Percobaan Untuk Mencari zat yang bersifat asam, basa dan netral
Larutan
Kunyit
Kembang sepatu
Bugenfil
Bunga Liander
KOH

Merah
Orange kecoklatan
Kuning cerah
Tidak terjadi perubahan warna
HCL

Kuning
Merah muda
Merah cerah
Tidak terjadi perubahan warna
Accu

Kuning
Kuning kecoklatan
Merah cerah
Tidak terjadi perubahan warna
Kapur Sirih

Merah kekuningan
Kuning kehijauan
Kuning keruh
Tidak terjadi perubahan warna
Sabun Colek

Kuning kekuningan
Coklat
Merah tua
Tidak terjadi perubahan warna
Cuka

Kuning
Merah
Merah cerah
Tidak terjadi perubahan warna
Coca-Cola
Coklat kemerahan
Kuning
Tidak terjadi perubahan warna
Merah
Big Cola Warna
Kuning kemerahan
Kuning cerah
Hijau kekuningan
Merah kecoklatan

b.  Pembahasan
      Kita telah mengetahui sebelumnya bahwa suatu larutan memiliki sifat yang berbeda satu sama lain.Larutan dapat memiliki sifat asam,basa,maupun netral.
       Pada percobaan yang akan kita lakukan adalah menentukan sifat asam,basa,dan netralnya suatu larutan.
                Untuk percobaan (menentukan larutan asam dan basa menggunakan indicator alami ) sesuai dengan penjelasan  pada dasar teori, bila larutan asam di campur dengan sari bunga sepatu, maka warna larutan berubah menjadi merah, bila larutan basa di campur dengan sari bunga sepatu, maka warna larutan berubah menjadi hijau, dan jika larutan netral di campur dengan sari bunga sepatu, maka warna larutan beruba menjadi merah bening.
                Dari pembahasan diatas dapat di tentukan larutan asam dan basa. Yang merupakan larutan asam adalah air cuka, HCL, merupakan asam,
           































BAB V
PENUTUP

a.      Kesimpulan.

b.    Kritik dan saran
  Adapun kritik dan saran yang kami lakukan ketika  hendak melakukan praktekum :
#Kritik :
·         Warna yang di hasilkan tidak terlalu jelas.
·         Warna dihasilkan tidak sesuai dengan teori yang ada.
·         Hasil akhirnya tidak sama dengan hasil yang sebenarnya.
#saran :
*      Larutak ekstrak  dari masing-masing bahan alaminya tidak terlalu pekat
*      Dalam penambahan air pada ekstrak masing-masing bahan alami terlalu banyak, sehingga lebih encer.












DAFTAR PUSTAKA


Comments