DISIPLIN APOTEKER

DISIPLIN APOTEKER

PO. 004/ PP.IAI/1418/VII/2014

Tentang

Pedoman disiplin apoteker Indonesia

 

1.      Disiplin Pekerjaan Kefarmasian :

·         Mematuhi semua aturan dasar kefarmasian : UU, PP, Permenkes, PO IAI, AD/ART IAI, dll.

·         Mematuhi Kode Etik Apoteker : Hubungan dgn pasien, dgn teman sejawat, dgn tenaga kesehatan lainnya.

·         Mematuhi semua SPO yang berkaitan dgn lingkungan pekerjaan sehari-hari.

·         Pertanggung-jawaban & evaluasi terhadap pekerjaan kefarmasian

 

2.      Pelanggaran Disiplin :

a.      Pelanggaran terhadap aturan-aturan dan/atau ketentuan penerapan keilmuan, yang pada hakekatnya dpt dikelompokkan dlm 3 hal ;

·         Melaksanakan praktek apoteker dgn tidak kompeten.

·         Tugas & tanggung-jawab profesional pada pasien tdk dilaksanakan dgn baik.

·         Berperilaku tercela yg merusak martabat dan kehormatan Apoteker.

b.      Pelanggaran disiplin dpt berupa setiap ucapan, tulisan, atau perbuatan Apoteker yg tdk menaati kewajiban dan/atau melanggar larangan ketentuan disiplin Apoteker.

 

3.      Landasan Formal :

·         UUD Negara RI Tahun 1945

·         UU No.419 tahun 1949 tentang Obat keras

·         UU No.5/1997 tentang Psikotropika

·         UU No.35/2009 tentang Narkotika

·         UU N0.36/2009 tentang Kesehatan

·         UU No.44/2009 tentang Rumah Sakit

·         PP No.20/1962 tentang Sumpah Apoteker

·         PP no.72/1998 tentang Pengamanan sediaan farmasi dan alat kesehatan

·         UU No.36/2014 tentang Tenaga Kesehatan

·         Permenkes RI No.9/2014, Tentang Klinik

·         PP No.51/2009 Ttg Pekerjaan Kefarmasian

·         Permenkes No.889/2011 ttg Registrasi, Izin Praktek & izin kerja  tenaga kefarmasian.

·         Permenkes No.35/2014 ttg Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek.

·         Permenkes No.58/2014 ttg Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit.

·         Kode Etik Apoteker

·         AD/ART IAI

·         Peraturan Organisasi IAI  PO. 004/ PP.IAI/1418/VII/2014

·         UU Perlindungan Konsumen no.8 Tahun 1999

·         UU Pelayanan Publik tahun 2009

·         KepMenkes RI no.1332 tahun 2002 Tentang Ketentuan dan tata cara Pemberian Izin Apotek.

·         UU RI no.5 Tahun 1999 Tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Tidak sehat

·         Keputusan Badan POM tentang Penerapan Pedoman Cara Pembuatan obat yang baik.

 

4.      Bentuk Pelanggaran Disiplin Apoteker :

1.      Melakukan Praktek Kefarmasian dgn tidak kompeten.

2.      Membiarkan berlangsungnya praktek kefarmasian yg menjadi tanggung-jawabnya, tanpa kehadirannya, ataupun tanpa Apoteker pengganti dan/atau Apoteker pendamping yang sah.

3.      Mendelegasikan pekerjaan kpd tenaga kesehatan tertentu dan/atau tenaga lainnya yg tdk memiliki kompetensi utk melaksanakan pekerjaan tsb.

4.      Membuat keputusan profesional yg tdk berpihak kpd kepentingan pasien/masyarakat.

5.      Tdk memberikan informasi yg sesuai, relevan dan “Up to date” dgn cara yg mudah dimengerti oleh pasien/masyarakat, sehingga berpotensi menimbulkan kerusakan dan/atau kerugian pasien.

6.      Tdk membuat dan/atau tdk melaksanakan SPO sbg pedoman kerja bagi seluruh personil di sarana pekerjaan/pelayanan kefarmasian, sesuai dgn kewenangannya.

7.      Memberikan sediaan farmasi yg tdk terjamin “Mutu”. “Keamanan”, dan “Khasiat/Manfaat” kepada pasien.

8.      Melakukan pengadaan obat dan/atau bahan baku obat, tanpa prosedur yg berlaku, sehingga berpotensi menimbulkan tdk terjaminnya mutu, khasiat obat.

9.      Melakukan pemeriksaan atau pengobatan dlm pelaksanaan praktek pengobatan sendiri (self medication) yg tdk sesuai kaidah pelayanan kefarmasian.

10.  Memberikan penjelasan yg tdk jujur, dan/atau tdk etis, dan atau tdk obyektif kpd yg membutuhkan.

11.  Menolak atau menghentikan pelayanan kefarmasian terhdp pasien tanpa alasan yg layak dan sah.

12.  Membuka rahasia kefarmasian kepada yg tdk berhak.

13.  Menyalahgunakan kompetensi apotekernya.

14.  Membuat catatan dan/atau pelaporan sediaan farmasi, yg tdk baik dan tdk benar.

15.  Berpraktek dgn menggunakan STRA atau SIPA/SIK dan/atau Sertifikat kompetensi yg tdk sah.

16.  Tidak memberikan informasi, dokumen dan alat bukti lainnya yang diperlukan MEDAI untuk pemeriksaan atas pengaduan dugaan pelanggaran disiplin.

17.  Mengiklankan kemampuan/pelayanan atau kelebihan kemampuan/pelayanan yang dimiliki, baik lisan ataupun tulisan, yang tidak benar atau menyesatkan.

18.  Membuat keterangan farmasi yang tidak didasarkan kepada hasil pekerjaan yang diketahuinya secara benar dan patut.

 

5.      Sanksi Disiplin

·         Pemberian Peringatan Tertulis

·         Pembekuan rekomendasi dan/atau pencabutan STRA atau SIPA atau SIKA, sementara selama-lamanya 1 tahun atau pencabutan tetap utk selamanya dan/atau

·         Kewajiban mengikuti pendidikan formal atau pelatihan di institusi Pendidikan Apoteker, sekurang-kurangnya 3 bulan dan paling lama 1 tahun.

 


Comments