Batuk dan Sakit Tenggorokan, Swamedikasi BATUK DAN SAKIT TENGGOROKAN
SWAMEDIKASI BATUK DAN SAKIT TENGGOROKAN
A.
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
Salah satu penyakit
yang sering terjadi di masyarakat adalah batuk. Batuk merupakan sebuah refleks
yang terangsang oleh iritasi paru-paru atau saluran pernapasan sebagai bentuk
pertahanan penting dalam system pernafasan. Bila terdapat benda asing selain
udara yang masuk atau merangsang saluran pernapasan, otomatis akan batuk untuk
mengeluarkan atau menghilangkan benda tersebut. Batuk biasanya merupakan gejala
infeksi saluran pernapasan atas (misalnya batuk-pilek, flu, sakit tenggorokan)
dimana sekresi hidung dan dahak merangsang saluran pernapasan. Batuk juga
merupakan cara untuk menjaga jalan pernapasan tetap bersih. Ada dua jenis batuk
yaitu batuk berdahak dan batuk kering. Batuk berdahak adalah batuk yang
disertai dengan keluarnya dahak dari batang tenggorokan. Batuk kering adalah
batuk yang tidak disertai keluarnya dahak (Berard et al., 2009 ; Muchid et al., 2007).
Masyarakat pada umumnya
sering melakukan pengobatan sendiri (swamedikasi) untuk meredakan gejala
batuknya. Masyarakat biasanya langsung datang ke apotek maupun warung. Dalam
pengobatannya masyarakat kadang tidak memperhatikan secara spesifik gejala
batuknya sehingga sering terjadi pengobatan yang tidak tepat pada batuknya.
Dalam menunjang kegiatan swameedikasi yang baik dan benar merupakan salah satu
peran apoteker ataupun farmasis. Sehingga perlu disusun makalah tentang
Swamedikasi Batuk dan Sakit Tenggorokan ini agar dapat diketahui tata
pelaksanaan swamedkasi batuk dan sakit tenggorokan yang tepat.
2.
Klasifikasi
batuk
a. Batuk
berdasarkan Produktivitasnya
- Batuk berdahak (batuk produktif)
Batuk berdahak ditandai
dengan adanya dahak pada tenggorokan. Batuk berdahak dapat terjadi karena
adanya infeksi pada saluran nafas, seperti influenza, bronchitis, radang paru,
dan sebagainya. Selain itu batuk berdahak terjadi karena saluran nafas peka
terhadap paparan debu, polusi udara, asap rokok, lembab yang berlebihan dan
sebagainya.
- Batuk kering (batuk non produktif)
Batuk yang ditandai
dengan tidak adanya sekresi dahak dalam saluran nafas, suaranya nyaring dan
menyebabkan timbulnya rasa sakit pada tenggorokan. Batuk kering dapat
disebabkan karena adanya infeksi virus pada saluran nafas, adanya faktor-faktor
alergi (seperti debu, asap rokok dan perubahan suhu) dan efek samping dari obat
(misalnya penggunaan obat antihipertensi kaptopril).
b. Batuk
berdasarkan waktu berlangsungnya
- Batuk Akut
Batuk akut adalah batuk
yang gejala terjadinya kurang dari 3 minggu. Penyebab batuk ini umumnya adalah
iritasi, adanya penyempitan saluran nafas akut dan adanya infeksi virus atau
bakteri.
- Batuk Subakut
Batuk akut adalah batuk
yang gejala terjadinya antara 3 – 8 minggu. Batuk ini biasanya disebabkan
karena adanya infeksi akut saluran pernafasan oleh virus yang mengakibatkan
adanya kerusakan epitel pada saluran nafas.
- Batuk Kronis
Batuk kronis adalah
batuk yang gejala batuk yang terjadi lebih dari 8 minggu. Batuk ini biasanya
menjadi pertanda atau gejala adanya penyakit lain yang lebih berat seperti
asma, tuberculosis, bronchitis dan sebagainya.
3.
Gejala-gejala
-
Pengeluaran
udara dari saluran pernapasan secara kuat, yang mungkin disertai dengan
pengeluaran dahak
-
Tenggorokan
sakit dan gatal
4.
Penyebab
a.
Infeksi
Produksi dahak yang sangat banyak karena
infeksi saluran pernapasan. Misal flu, bronkhitis, dan penyakit yang cukup
serius meskipun agak jarang yaitu pneumonia, TBC dan kanker paru-paru.
b.
Alergi
-
Masuknya
benda asing secara tidak sengaja ke dalam saluran pernapasan. Misal : debu,
asap, cairan dan makanan
-
Mengalirnya
cairan hidung ke arah tenggorokan dan masuk ke saluran pernapasan. Misal :
rinitis alergika, batuk pilek
-
Penyempitan
saluran pernapasan misal pada asma
B.
PATOFISIOLOGI
Batuk
ditimbulkan oleh stimulasi pada reseptor sensoris yang ada di laring dan bagian
cabang traceabronchial. Refleks batuk (batuk involunter) dikontrol pada pusat
control batuk (Cough control center) yang berada pada medulla oblongata
sedangkan batuk volunteer dikontrol oleh cerebral cortex. Receptor pada laring
dan saluran nafas atas sangat sensitive dengan stimulasi mekanik. Dimana
laringial reseptor lebih sensitive pada stimulasi kimia. Refleks batuk terdiri
dari 5 komponen utama yaitu reseptor batuk, serabut saraf aferen, pusat batuk,
susunan saraf eferen dan efektor. Lebih lengkapnya dapat dilihat pada tabel 1.
Pada
dasarnya mekanisme batuk dapat dibagi menjadi tiga fase, yaitu fase inspirasi,
fase kompresi dan fase ekspirasi (literatur lain membagi fase batuk menjadi 4
fase yaitu fase iritasi, inspirasi, kompresi, dan ekspulsi). Batuk biasanya
bermula dari inhalasi sejumlah udara, kemudian glotis akan menutup dan tekanan
di dalam paru akan meningkat yang akhirnya diikuti dengan pembukaan glotis
secara tiba-tiba dan ekspirasi sejumlah udara dalam kecepatan tertentu.
C.
SASARAN DAN STRATEGI TERAPI
1.
Sasaran Terapi
·
Menghilangkan
gejala batuk
·
Menghilangkan
penyakit/kondisi penyebab batuk
2.
Strategi Terapi
·
Menggunakan
obat-obat antitusif atau ekspektoran
·
Menggunakan
obat-obat sesuai dengan penyebabnya
·
Menghentikan
penggunaan obat-obat penyebab batuk
B.
PENATALAKSANAAN TERAPI
Eksklusi
:
- Batuk dengan dahak kuning kental atau dahak hijau
- Demam> 38,6 c (101,5 F
- Penurunan berat badan yang tidak diinginkan
- Berkeringat malam hari
- Hemoptisis
- Riwayat atau gejala penyakit kronis yang berhubungan dengan batuk (Asma, CPOD, Chronic bronchitis, CHE)
- Aspirasi obyek asing
- Obat-obat yang menyebabkan batuk
- Batuk> 7 hari
-
Terapi Non Farmakologi1. Memberikan pelega tenggorokan seperti Lozenges.2. Konsumsi air hangat untuk melegakan tenggorokan.3. Didalam ruangan kalau memungkinkan disediakan humidifier atau vaporizer agar udara dalam ruangan tetap lembab dan steril.4. Menghindari paparan debu, minuman atau makanan yang merangsang tenggorokan seperti makanan yang berminyak dan minuman dingin.5. Menghindari paparan udara dingin.6. Menyarankan kepada pasien untuk istirahat yang cukup.
D.
EVALUASI PRODUK
1.
Obat Batuk Berdahak
(Ekspektoran)
a.
Gliseril Guaiakolat
Generik
|
Glyceryl guaiacolate
|
Indikasi
|
Meredakan batuk
berdahak dengan mengencerkan lendir saluran napas
|
Kontraindikasi
|
Hipersensitif
|
Perhatian
|
Jika digunakan pada
wanita hamil, wanita menyusui dan anak di bawah 2 tahun harus dibawah
pengawasan dokter
|
Efek samping
|
Mual dan mengantuk
|
Bentuk sediaan
|
Tablet 100 mg/tab
|
Aturan pakai
|
·
Dewasa: 2-4 tablet setiap
4 jam, sehari maks 24 tablet
·
6-12 tahun: 1-2 tablet
setiap 4 jam, sehari maks 12 tablet
·
2-6 tahun: ½-1 tablet
setiap 4 jam, sehari maks 6 tabet
|
Industri
|
Sejahtera Lestari Farma
|
Kemasan
|
Botol: 1000 tablet
|
Harga
|
Rp. 37.655
|
b.
Bromheksin HCl
Merk
|
Bisolvon
|
Indikasi
|
Ekspektoran dengan
mengencerkan lender saluran nafas
|
Kontraindikasi
|
Hipersensitif
|
Perhatian
|
Konsultasikan ke
dokter atau Apoteker untuk penderita tukak lambung dan wanita hamil 3 bulan
pertama
|
Efek samping
|
Rasa mual, diare
dan perut kembung ringan
|
Bentuk sediaan
|
Sirup 4 mg/5 ml
sirup
|
Aturan pakai
|
·
Dewasa dan anak di atas 10
tahun: sehari 3x10 ml sehari
·
Anak 5-10 tahun: sehari
3x5 ml sehari
·
Anak 2-5 tahun: sehari 2x5
ml sehari
|
Industri
|
Boehringer Ingelheim
|
Kemasan
|
Botol 125 ml dan 60
ml
|
Harga
|
Botol 125 ml Rp.
45.210; 60 ml Rp.25.520
|
Nama Obat
|
Graxine
|
Indikasi
|
Mukolitik dan
ekspektoran
|
Kontraindikasi
|
Penderita tukak
lambung, wanita hamil terutama trimester 1, dan wanita menyusui
|
Perhatian
|
• Konsultasikan ke dokter atau Apoteker bagi anak di bawah 2
tahun.
•
Konsultasikan ke dokter atau Apoteker bagi penderita tukak lambung.
• Konsultasikan ke
dokter atau Apoteker bagi ibu hamil.
|
Efek samping
|
Gangguan pencernaan
sepert mual, muntah, rasa penuh di perut, sakit kepala, vertigo, berkeringat
banyak dan ruam kulit
|
Bentuk sediaan
|
Tablet: tiap tablet
mengandung bromheksin HCl 8 mg dan GG 100 mg
|
Aturan pakai
|
Dewasa dan anak
>12 tahun sehari 3x1 tablet
|
Industri
|
Graha Farma
|
Kemasan
|
10 tablet/strip
|
Harga
|
Dus 10x10 tab
Rp.31.200
|
d.
Kombinasi Obat Batuk Hitam
(OBH) dengan Guaifenesin
Nama Obat
|
OBH Tropica
|
Indikasi
|
Mengencerkan
sekresi dahak yang kental sehingga mudah dikeluarkan
|
Kontraindikasi
|
Penderita yang
hipersensitif terhadap komponen obat ini
|
Perhatian
|
-
|
Efek samping
|
-
|
Bentuk sediaan
|
Sirup
|
Aturan pakai
|
·
Dewasa : 1 sendok makan
(15 ml) 4 x sehari (setiap 6 jam)
·
Anak : 1 sendok teh (5 ml)
4 x sehari (setiap 6 jam)
|
Industri
|
Tropica Mas
|
Kemasan
|
Botol 100 ml
|
Harga
|
Botol 100 ml Rp.
20.300
|
2.
Obat Penekan Batuk
(Antitusif)
a.
Kombinasi Dekstrometorfan
HBr dan CTM
Merk
|
Mextril Antitusif
|
Indikasi
|
Mengatasi batuk
kering (tidak berdahak) dan batuk yang disebabkan oleh alergi
|
Kontraindikasi
|
Pasien dengan
gangguan fungsi hati berat dan hipersensitivitas terhadap komponen obat ini
|
Perhatian
|
·
Penderita gangguan hati
·
Dilarang menjalankan mesin
dan mengendarai kendaraan bermotor
|
Efek samping
|
• Efek
samping jarang terjadi. Efek samping yang dialami ringan seperti mual dan
pusing
• Dosis terlalu
besar dapat menimbulkan depresi pernapasan
· Sedatif
|
Bentuk sediaan
|
Sirup
|
Aturan pakai
|
• Dewasa: 3x1 sendok makan sehari
• Anak 2-12 tahun: ½ dosis dewasa sehari
• anak <2 tahun: ¼ dosis dewasa sehari
|
Industri
|
Saka Farma Laboratories
|
Kemasan
|
Botol 60 ml
|
Harga
|
Rp. 12.805
|
b.
Kombinasi Dipenhidramin HCl
dan Dekstometorfan
Merk
|
Woods Antitusif
|
Indikasi
|
Untuk batuk nonproduktif
yang disertai alergi
|
Kontraindikasi
|
Ibu hamil dan
menyusui, penderita asma, hipersensitif, glaucoma, gagal napas
|
Perhatian
|
Konsultasikan ke dokter atau Apoteker untuk:
·
Peminum alkohol dan obat
penenang
·
Mengoperasikan mesin atau
kendaraan bermotor
·
Pasien dengan gangguan
fungsi hati
·
Penderita asma, ibu hamil,
ibu menyusui dan bayi/anak
|
Efek samping
|
Sedatif, gangguan GI,
depresi pernafasan, depresi SSP, mulut kering, takikardi dan retensi urin
|
Bentuk sediaan
|
Sirup
|
Aturan pakai
|
• >12 tahun: 3x10 ml sehari
• Anak 6-12 tahun:
3x5 ml sehari
|
Industri
|
Saka Farma Laboratories
|
Kemasan
|
Botol 60 ml dan 100
ml
|
Harga
|
Botol 60 ml Rp.
18.000; 100 ml Rp. 29.600
|
c. Kombinasi DMP, Dipenhidramin
HCl, ammonium klorida, Na-sitrat dan mentol
Merk
|
Sanadryl DMP
|
Indikasi
|
Meringankan gejala
batuk tidak berdahak aau batuk karena alergi
|
Kontraindikasi
|
Hipersensitif, ibu
hamil dan menyusui
|
Perhatian
|
Konsultasikan ke dokter atau Apoteker untuk:
·
Peminum alkohol dan obat
penenang
·
Mengoperasikan mesin atau
kendaraan bermotor
·
Pasien dengan gangguan
fungsi hati
·
Penderita asma, ibu hamil,
ibu menyusui dan bayi/anak
|
Efek samping
|
Mengantuk, pusing
gangguan koordinasi, rasa tidak enak di ulu hati, konstipasi, sekresi saluran
nafas mengental, serta dalam dosis sangat besar dapat menyebabkan depresi
pernafasan
|
Bentuk sediaan
|
Sirup
|
Aturan pakai
|
• Dewasa: 3-4x10 ml sehari
• Anak 6-12 tahun:
3x5 ml sehari
|
Industri
|
Sanbe Farma
|
Kemasan
|
Botol 60 ml dan 120
ml
|
Harga
|
Botol 60 ml
Rp.10.142; 120 ml Rp. 16.731
|
3. Herbal
Merk
|
OB Herbal
|
Indikasi
|
Membantu meredakan
batuk dan melegakan tenggorokan
|
Kandungan
|
Zingiberis rhizome,
kaempfarriae rhizome, citrus aurantifolil fructu, thyme herba, menthae folia,
madu, myristicae semen
|
Bentuk sediaan
|
Sirup
|
Aturan pakai
|
• Dewasa: 3x15 ml sehari
• Anak-anak: 3x7,5
ml sehari
|
Industri
|
Deltomed Lab
|
Kemasan
|
Botol 60 ml dan 100
ml
|
Harga
|
Botol 60 ml
Rp.9.300; 100 ml Rp. 13.500
|
4. Antiseptik tenggorokan
Merk
|
SP Troches Meiji
|
Kandungan
|
Dequailinium
klorida 0,25 mg
|
Indikasi
|
Infeksi bakteri dan
jamur pada rongga mulut dan tenggorokan
|
Kontraindikasi
|
Hipersensitif
|
Efek samping
|
Rasa panas pada lidah
|
Bentuk sediaan
|
Tablet hisap
|
Aturan pakai
|
·
1 tablet hisap setiap 3-4
jam
·
Tidak boleh melebihi 8
tabet sehari
|
Industri
|
PT. Meiji Indonesian Pharmaceutical Industries
|
Kemasan
|
2 blister @ 6
tablet hisap
|
Harga
|
2 blister Rp. 9.500
|
DAFTAR PUSTAKA
Abdul
Muchid, Fatimah U., Chusun, Sudibyo S., Ernawati S., Sriana A., Elly Z. Arel
S.I., Lasweti, Nur R.P., Siti N.I., Masrul, Rostilawati R., Sri B.L., Yuyun Y.,
Fachriah S.,Dwi R. 2007. Pedoman
Penggunaan Obat Bebas dab Bebas Terbatas. Jakarta: DepKes RI.
Berardi, R.F.,
Stefanie P.F., Anne L.H., Lisa A.K., Gait D.W., Nicholas G.P., Tami L.R., Carol
J.R., Leslie A.S., dan Karen J.T. Handbook
of Nonprescription Drugs 16th Ed. Washingon DC: APhA.
Ikatan
Apoteker Indonesia. 2016. Informasi
Spesialite Obat Volume 50. Jakarta:IAI.
Comments
Post a Comment