Obat Panu, Kadas/Kurap (Swamedikasi)
SWAMEDIKASI
PANU DAN KADAS/KURAP
A. PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
Penyakit kulit merupakan suatu penyakit yang menyerang pada
permukaan tubuh dan disebabkan oleh berbagai macam penyebab seperti bakteri,
virus dan jamur. Salah satu penyakit kulit adalah panu (Pityriasis versicolor)
yaitu penyakit kulit yang disebabkan oleh beberapa jenis jamur, diantaranya
adalah jamur Trichophyton sp. Jamur Trichophyton sp dapat menyebabkan
penyakit kulit pada manusia seperti panu, kadas dan kurap, dengan gambaran
klinis berupa permukaan kulit yang tampak seperti bulatan – bulatan kecil
dengan pinggiran merah dan bersisik serta bagian tengahnya yang tampak licin
tanpa rambut pada daerah infeksinya (Hembing, 1996). Penyakit yang disebabkan
oleh jamur seperti panu, kadas ataupun kurap lebih sering ditemukan di daerah
yang beriklim panas (Susanto, 2013).
Banyaknya masyarakat melakukan pengobatan sendiri (swamedikasi)
sebagai solusi penghematan waktu dan biaya khususnya dalam mengobati penyakit
kulit. Pengobatan sendiri yang dimaksud adalah seringnya masyarakat membeli
obat di apotek tanpa resep dokter. Metode pengobatan sendiri dalam penyembuhan
penyakit kulit merupakan metode yang paling sering dilakukan oleh masyarakat
karena secara medis rendahnya tingkat resiko kematian pada penderita penyakit
kulit (Djuanda, 2013). Jenis obat yang dapat diberikan oleh apoteker kepada
masyarakat tanpa resep dokter yaitu meliputi jenis Obat Bebas Terbatas (OBT),
Obat Bebas (OB) dan Obat Wajib Apotek (OWA). Namun, terkadang apoteker
melakukan kelalaian dalam memberikan obat bebas yang notabennya tanpa resep
dokter. Di apotek terdapat berbagai merk obat dengan komposisi obat yang
berbeda. Jika apoteker lalai atau salah memilih obat khususnya pada penyakit
kulit yang tidak tepat tentu saja akan berdampak buruk bagi kesehatan pasien.
Oleh karena itu disusun makalah ini sebagai acuan tentang tata pelaksanaan
swamedkasi penyakit panu dan kadas/kurap yang tepat.
2. Gejala – gejala
·
Panu :
-
Bercak putih pada kulit
dengan batas tegas, bersisik halus
-
Gatal terutama bila
berkeringat
·
Kadas/Kurap :
-
Lesi berbentuk bulat dengan
pinggir meninggi dan bersisik, bagian tengah agak cekung dan sering bebas dari
peradangan.
-
Sangat gatal, terutama saat
berkeringat.
-
Peradangan kulit, biasanya
akibat garukan.
-
Pada kepala : Lesi berupa
bercak-bercak kebotakan kadang-kadang beradang jelas, kadang-kadang tidak
beradang.
-
Pada kuku : Penebalan
kuku/jaringan dibawah kuku, lama-lama kuki akan rusak dan lepas.
Gambar 2.2 Kadas/Kurap
1.
Penyebab
a.
Panu
Infeksi kulit oleh jamur Tinea versicolor.
b.
Kurap
Infeksi kulit disebabkan oleh jamur, dan menurut tempatnya ada
beberapa jenis penyebab kurap :
-
tinea capitis (di kepala)
-
tinea corporis (di tubuh)
-
tinea cruris (lipatan
paha)
-
tinea pedis (di kaki)
Bisa ditularkan melalui kontak langsung tetapi tidak mudah.
D. PATOFISIOLOGI
Penyebab :
1. Jamur
patogen Trichophyton, Microsporum, dan
Epidermophyton.
2. Iklim
(cuaca panas)
3. Perilaku
sosial
(berdekatan dengan seseorang yang terinfeksi jamur, sering tidak menggunakan
alas kaki)
4. Kondisi
kesehatan kronis dan Obat-obatan imunosupresan
5. Transmisi
jamur melalui kontak dengan orang yang terinfeksi, hewan, tanah, atau fomites.
E. SASARAN DAN STRATEGI TERAPI
1.
Sasaran Terapi
·
Eradikasi agen penginfeksi
·
Mengurangi ketiknyamanan
dari gejala yang timbul pada bagian terinfeksi
2.
Strategi Terapi
·
Farmakologis
Agen antifungi topical:
ketakonazole, miconazole, terbinafine, nistatin dan lain-lain.
·
Non-farmakologis
-
Menjaga kebersihan diri dan
lingkungan
-
Rajin mandi
-
Tidak bertukar handuk,
pakain,dan berganti pkaian dalam setiap berkeringat dan saat mandi.
F. PENATALAKSANAAN TERAPI
Eksklusi
:
1. Faktor penyebab yang tidak jelas
2. Perawatan awal yang tidak jelas atau
pemburukan kondisi
3. Kuku atau kulit kepala yang terlibat
4. Wajah, membrane mucus atau alat kelamin yang
terlibat
5. Tanda-tanda kemungkinan terinfeki bakteri
(ada nanah)
6. Eksudasi yang berlebihan dan terus menerus
7. Kondisi meluas, radang yang parah atau
melemahkan pasien
8. Diabetes, infeksi sistemik, asma, dan
defisinsi imun
9. Demam, malaise, atau keduanya
PENATALAKSANAAN
TERAPI KADAS/KURAP
G. EVALUASI PRODUK
1. Klotrimazol
Merk
|
Canesten
|
Indikasi
|
·
Kandidiasis karna Candida albicans
·
Pityriasis versicolor karna Malassezia furfur
·
Tinea pedis, Tinea kruris, Tinea korporis karna
Trichophyton menta grophytes, Epidermophyton floccosum & Microsporum
canis
|
Kontraindikasi
|
Hipersensitivitas
|
Perhatian
|
Hentikan penggunaan jika terjadi iritasi
atau sensitisasi
|
Efek samping
|
Eritema, rasa tersengat, lepuh, kulit
mengelupas, edema, gatal, urtikaria, rasa terbakar & iritasi pada kulit
|
Bentuk sediaan
|
Krim
|
Aturan pakai
|
Oleskan 2-3 kali sehari pada bagian yang terinfeksi
|
Industri
|
Bayer
Indonesia
|
Kemasan
|
Tube 5g
|
Harga
|
Rp.12.105
|
2. Miconazole
Generic
|
Miconazole
|
Indikasi
|
Infeksi jamur padakulit seperti
dermatofoitosis, pitriasis versikolor, kandidiasis kutis; infeksi sekunder
yang disebabkan oleh bakteri gram positif. Tinea korporis, tinea pedis, tinea
kruris, tinea versikolor
|
Kontraindikasi
|
Hipersensitivitas
|
Perhatian
|
Hindari kontak dengan mata. Hentikan
penggunaan jika terjadi reaksi sensitisasi atau iritasi
|
Efek samping
|
Iritasi lokal, rasa terbakar
|
Bentuk sediaan
|
Krim
|
Aturan pakai
|
Oleskan 2 kali sehari pada daerah yang terinfeksi; pengobatan
selama 2-4 minggu
|
Industri
|
Kimia Farma
|
Kemasan
|
Tube 10 gr
|
Harga
|
Rp. 4.290
|
3. Daktarin Krim
Merk
|
Daktarin Krim
|
Indikasi
|
Infeksi jamur pada kulit seperti panu,
kadas, lipatan kulit, kulit kepala
|
Kontraindikasi
|
Hipersensitivitas pada Miconazole
|
Perhatian
|
Hentikan pemakaian jika muncul ruam kulit
atau tanda lain yang menunjukkan reaksi alergi
|
Efek samping
|
Eritema, rasa tersengat, lepuh, kulit
mengelupas, edema, gatal, urtikaria, rasa terbakar & iritasi pada kulit
|
Bentuk sediaan
|
Krim
|
Aturan pakai
|
Oleskan 2 kali sehari selama setidaknya 10 hari setelah lesi
sembuh
|
Industri
|
PT. JANSSEN
|
Kemasan
|
Tube 5 gr
|
Harga
|
Rp. 23.000
|
4. Daktarin Bedak
Merk
|
Daktarin
bedak anti jamur
|
Indikasi
|
Infeksi jamur pada kulit seperti panu,
kadas, lipatan kulit, kulit kepala
|
Kontraindikasi
|
Hipersensitivitas pada Miconazole
|
Perhatian
|
Hentikan pemakaian jika muncul ruam kulit
atau tanda lain yang menunjukkan reaksi alergi
|
Efek samping
|
Eritema, rasa tersengat, lepuh, kulit
mengelupas, edema, gatal, urtikaria, rasa terbakar & iritasi pada kulit
|
Bentuk sediaan
|
Serbuk
|
Aturan pakai
|
Oleskan 2 kali sehari selama setidaknya 10 hari setelah lesi
sembuh
|
Industri
|
PT. JANSSEN
|
Kemasan
|
Tube 20 gr
|
Harga
|
Rp. 52.000
|
5 Asam
Benzoat dan Asam Salisilat
Merk
|
Kalpanax Cair
|
Indikasi
|
Mengatasi panu, kadas, kurap, kutu air dan gatal
karena jamur
|
Kontraindikasi
|
·
Hipersensitivitas pada salah satu komponen obat
·
Povidone iodine dikontraindikasikan pada pasien
dengan hipertiroidisme
|
Perhatian
|
Jika terjadi iritasi segera hentikan penggunaan
dan hubungi dokter
|
Efek samping
|
·
Eritema, rasa tersengat, lepuh, kulit mengelupas,
edema, gatal, urtikaria, rasa terbakar & iritasi pada kulit
·
Sebagai agen topical dan sebagai asam beta-hidroksi
asam salisilat mampu menembus kulit dengan menghancurkan lemak, menyebabkan
luka bakar kimiawi pada kulit pada konsentrasi sangat tinggi
|
Bentuk sediaan
|
Cairan
|
Aturan pakai
|
Oleskan
KALPANAX CAIR pada bagian yang sakit setelah dibersihkan, 2 atau 3 kali
sehari
|
Industri
|
Kalbe Farma
|
Kemasan
|
Tube 10 ml
|
Harga
|
Rp. 3.000
|
Merk
|
Kalpanax
Salep
|
Indikasi
|
Pityriasis versicolor (panu), kadas, kurap dan
kutu air
|
Kontraindikasi
|
·
Hipersensitivitas pada salah satu komponen obat
·
Povidone iodine dikontraindikasikan pada pasien
dengan hipertiroidisme
|
Perhatian
|
Jika terjadi iritasi segera hentikan penggunaan
dan hubungi dokter
|
Efek samping
|
·
Eritema, rasa tersengat, lepuh, kulit mengelupas,
edema, gatal, urtikaria, rasa terbakar & iritasi pada kulit
·
Sebagai agen topical dan sebagai asam
beta-hidroksi asam salisilat mampu menembus kulit dengan menghancurkan lemak,
menyebabkan luka bakar kimiawi pada kulit pada konsentrasi sangat tinggi
|
Bentuk sediaan
|
Salep 6 gram
|
Aturan pakai
|
2-3
kali sehari, dioleskan tipis-tipis
|
Industri
|
Kalbe Farma
|
Kemasan
|
6 gr
|
Harga
|
Rp. 5.000
|
KASUS
MRF (30 tahun) seorang petani yang kaya
raya datang ke apotek dengan keluhan gatal, perih ketika berkeringat pada saat
bekerja dan kulit berwarna putih dibagian punggung. MRF sudah mengalami keadaan
tersebut selama 2 minggu terakhir dan semakin terasa buruk ketika musim panas. MRF
mengaku sudah menggunakan obat tertentu tanpa resep namun dia mengalami keadaan
kulit yang semakin terasa panas bukan semakin sembuh. Obat yang digunakan MRF
yaitu Kalpanax dan MRF adalah pasien yang memiliki karakter tidak percaya obat
dengan harga murah.
ANAMNESA :
1.
Kulit
bagian punggung berwarna putih, terasa gatal, dam perih ketika berkeringat pada
saat bekerja.
2. Keadaan semakin memburuk ketika musim panas.
3. Setelah penggunaan obat Kalpanax mengalami kulit yang terasa
panas.
Berdasarkan keluhan yang disampaikan MRF
dapat dipastikan dia menderita panu. Oleh karena itu maka disarankan untuk terapi
obat menggunakan obat-obat yang mengandung Miconazole Nitrat 2% yaitu :
1.
Daktarin krim seharga Rp. 23.000.
Komposisi :
Miconazole Nitrat 2%
Indikasi : Infeksi jamur pada kulit seperti panu, kadas, lipatan kulit, kulit
kepala.
Dosis : Oleskan 2 kali sehari selama
setidaknya 10 hari setelah lesi sembuh.
2.
Miconazole 2% (generik) seharga Rp. 4.290
Komposisi : Miconazole Nitrat 2%
Indikasi : Infeksi jamur pada kulit seperti dermatofoitosis, pitriasis
versikolor, kandidiasis kutis; infeksi sekunder yang disebabkan oleh bakteri
gram positif. Tinea korporis, tinea pedis, tinea kruris, tinea versikolor
Dosis : Oleskan 2
kali sehari pada daerah yang terinfeksi; pengobatan selama 2-4 minggu
Tawarkan pilihan kepada pasien terkait obat merk atau generik dan
bentuk sediaannya.
Terapi
non obat yang dapat dilakukan yaitu :
-
Menggunakan pakaian saat
bertani.
-
Menggunakan sepatu boot dan glove saat bertani.
-
Menjaga kebersihan diri dan
lingkungan, missal setelah bertani segera mandi.
-
Tidak bertukar handuk,
pakain,dan berganti pkaian dalam setiap berkeringat setelah bertani dan saat
mandi.
B. PENUTUP
Swamedikasi
panu dan kurap dapat dilakukan dengan mengacu pada skema penatalaksanaan panu
dan kurap, mempertimbangkan keluhan pasien, riwayat penggunaan obat pasien,
kemudian rencanakan terapi non farmakologis dan terapi farmakologis seperti ketakonazole, miconazole, terbinafine dan nistatin.
DAFTAR PUSTAKA
Djuanda
A, Djuanda S, Hamzah M, Aisah S. 1993. Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin. Edisi
Kedua. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Ikatan
Apoteker Indonesia. 2016. Informasi
Spesialite Obat Volume 50. Jakarta:IAI.
Susanto
RC, Ari M, G.A Made. 2013. Penyakit kulit dan kelamin. Yogyakarta: Nuha Medika.
Comments
Post a Comment