AAS (ATOMIC ABSORBTION SPECTROPHOTOMETRY) | Laporan Praktikum Analisis Farmasi
ACARA IV
PENENTUAN KADAR ION LOGAM DENGAN ATOMIC
ABSORBTION SPECTROPHOTOMETRY (AAS)
A.
PELAKSANAAN
PRAKTIKUM
1.
Tujuan
Praktikum
a.
Memahami
prinsip-prinsip dasar analisa logam dengan spektroskopi serapan atom (AAS).
b.
Menentukan
kadar ion Ca dalam sampel air minum.
2.
Waktu
Praktikum
Sabtu,
28 Oktober 2017
3.
Tempat
Praktikum
Lantai
II, Laboratorium Kimia Analisis, Fakltas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Mataram.
B.
PRINSIP
KERJA
Prinsip dari
peralatan AAS ialah sampel yang mengandung ion logam diatomisasi dengan
atomizer sehingga membentuk atomnya, yang kemudia diluminasi dengan energi pada
panjang gelombang tertentu sehingga elektronnya mengalami eksitasi ke orbital
yang lebih tinggi. Sumber radiasi dapat menggunakan lampu yang mempunyai
panjang gelombang spesifik untuk logam tertentu. Energi yang diberikan
diketahui, sehingga energi pada sisi lainnya dapat diketahui oleh detektor
(Lestai, 2009).
C.
LANDASAN
TEORI
Logam ang
terdapat pada filter maupun caian absorber dapat diananlisis menggunakan metode
spektroskopi. Salah satu spektroskopi yang paling banyak dignakan untuk
analisis logam adalah atomic absobtion spectroscopy (AAS) ata spektoskopi
serapan atom (SSA). Pada metode ini, elektron-elektron dari ion logam
diatomisasi ke orbital yang lebih tinggi dengan cara mengabsorbsi sejumlah
energi (misal energi cahaya pada panjang gelombang tertentu). Panjang gelombang
ini khsus dan spesifik untuk transisi elektron bagi unsur logam tetentu,
sehingga setiap panjang gelombang hana berkaitan dengan satu unsur logam. Oleh
karena itu, teknik ini bersifat selektif untuk masing-masing logam ( Lestari,
2009).
Analisis
instumental atomic absorrbtion spectrosphotometrry (AAS) didasakan pada prinsip
spektra penerapan atom dan sangat berrguna untuk mengtahui konsentrasi ion
logam dalam air minum. Ketika larutan sampel dilewatkan dalam nyala, kemudian
unsur dalam sampel berubah menjadi uap. Nyala (flame) terdiri dari atom unsur
tersebut. Selanjutnya beberapa atom tereksitasi oleh nyala, sedangkan sebagian
besa berada dalam keadaan dasar. Atom yang berbeda pada keadaan dasar kemudian
menyerap radiasi dengan panjang gelombang spesifik yang dihasilkan oleh sumber
lampu katoda ang spesifik (Sharma, 2013).
Analisis suatu
logam pada sampel dengan menggunakan spektrofotometri seapan atom (SSA), suatu
sampel haruslah dalam bentuk lautan dan ini biasanya membutuhkan destruksi
untuk memecahkan ikatan Cd dan Zn. Pada penelitian ini, metode yang digunakan
adalah destruksi basah kaena pada umumnya destruksi basah dapat digunakan untuk
menentukan unsur-unsur yang tidak saling mengganggu dalam analisis, maka unsur
yang tidak ingin diaati haus dihilangkan, dengan adana proses destuksi tersebut
diharapkan ang tertinggal hana logam-logam saja (Rosyid, 2013).
Kunci dari
keberhasilan analisis dengan SSA-nyala adalah pembentukan atom bebas atau
dikenal dengan proses atomisasi. Proses atomisasi dilakukan dengan caa
mengaspiasikan lautan sampel ke dalam nyala, sehingga unsur-unsur dalam sampel
berubah memjadi atom bebas. Dalam nyala, sebagian besar unsur logam tetap
tinggal sebagai atom netal, namun adapula unsur yang akan tereksitasi secara
termal oleh nyala dan membentuk ion. Unsur-unsur dengan energi ionisasi rendah
umumnya akan tereksitasi dalam nyala (Ikhsani, 2017).
Gangguan utama
dalam absorbsi atom adalah efek matriks yang mempengauhi efek pengatoman. Baik
jauhna disosiasi menjadi atom-atom pada suatu tempeatur tetentu maupun laju
proses bergantung sekali pada komposisi keseluruhan dari sampel. Misalnya, jika
lautan kalsium klorida dikabutkan dan dilarutkan partikel-partikel halus CaCl2
padat akan berdisosiasi menghasilkan atom Ca dengan jauh lebih mudah daripada,
katakan, partikel kalsium fosfat Ca3PO4. Telah kita catat
sebelumnya bahwa efek matiks seringkali meupakan masalah dalam kimia analisis
dan seingkali efek-efek ini menentukan pentingnya dalam spektroskopi karena
komposisi kasar yang umum dari sampel dapat mengeluarkan efek yang besar
terhadap jauhnya laju disosiasi yang dihasilkan uap atom ang diinginkan
(Underwood, 2002).
D.
ALAT
DAN BAHAN PRAKTIKUM
1.
Alat-alat
Praktikum
a.
Botol
air mineral
b.
Erlenmeyer
100 mL
c.
Instrumen
Spektrofotometer Serapan Atom Analyst 700 Perkin Elmer
d.
Komputer
e.
Mikropipet
f.
Rak
tabung reaksi
g.
Tabung
reaksi
2.
Bahan-bahan
Prraktikum
a.
Asetelin
b.
Larutan
baku Ca 1 ppm, 2 ppm, dan 3 ppm
c.
Sampel
air sumur 1
d.
Sampel
air sumur 2
e.
Udara
E.
PRROSEDUR
PERCOBAAN
F.
HASIL
PENGAMATAN
1.
Absorbansi
larutan Standar
Konsentrasi
(ppm)
|
Absorbansi
|
1
|
0.0176
|
2
|
0.0275
|
3
|
0.0394
|
2.
Absorbansi
sampel
Sampel
|
Absorbansi
|
1
|
0.249
|
2
|
0.003
|
G.
ANALISIS
DATA
1.
Kurva
Kalibrasi
H.
PEMBAHASAN
Pada
praktikum kali ini akan dilakukan penetapan kadar ion logam dengan menggunakan
metde atomic absorbtion spectrophtometry (AAS). Tujuan dilakukannya praktikum
ini adalah untuk mengetahui bagaimana prinsip kerja dari instrumen AAS serta
menghitung kadar logam Ca dalam sampel air. Sampel air yang digunakan adalah sampel air air sumur yang beasal dari
dua daerah yang bebeda. AAS ini merupakan salah satu metode yang sering
dilakukan oleh para peneliti untuk melakukan identifiksi terkait logam baik
secara kualitatif maupun kuantitatif dikarenakan sifat AAS yang selektif dalam
pemeriksaan.
Pada dasarnya
prinsip kerja dari AAS sama dengan spe ktrofotometer
lainnyaa seperti halnya UV-Vis ataupun IR, yang membedakan hanyalah pada
pemeriksan UV-Vis ataupun IR berlangsung pada tingkat molekular dimana
molekul-molekul terlarutlah yang berperan dalam melakukann penyerapan cahaya
sedangkan pada metode AAS, bagian yang berperan dalam menyerap cahaya ialah atom-atom bebas yang
terkandung dalam sampel. Secara garis besar, prinsip kerja dari AAS dimulai
dengan mengatomisasi molekul pada sampel yang dianalisis menggunakan atomizer (sebuah flame/nyala),
sehingga menyebabkan molekul membentuk atom-atom bebas. Atom bebas ini akan
menyerap energi atau sumber cahaya spesifik dengan panjang gelombang tertentu
dan menyebabkan elektron pada tingkat ground
state akan tereksitasi menuju tingkat orbital dengan energi yang lebih tinggi.
Ada tidaknya cahaya yang diserap oleh atom inilah yang menjadi dasar dalam
analisis kualitatif maupun kuantitatif menggunakan AAS. Sumber radiasi yang
dignakan akan bergantung pada logam apa yang akan dianalisis, dikarenakan
setiap logam akan menyerap panjang gelombang yang berbeda, maka sumber energi
yang digunakan juga akan berbeda tergantung pada logam yang akan dianalisis.
Banyaknya cahaya yang diserap dapat dilihat dari persentase absorban maupun
persentase transmitan yang muncul pada layar pengolah data.
Pada
percobaan ini, logam yang akan dianalisis adalah logam Ca dalam sampel air
sumur yang berasal dari 2 daerah yang berbeda. Sebelum memlakukan analisis,
instrumen AAS terlebih dahulu akan distabilkan dengan cara menyalakan sumber
nyala selama bebeapa menit, barulah stelah itu dilakukan anlisis tehadap
larutan standar Ca. Konsentrasi dari larutan standar yang digunakan
berturut-trut adalah 1 ppm, 2 ppm, 3 ppm. Ketiganya akan dihubungkan dengan
sebuah selang udara yang akan membwa sampel masuk menuju ke tempat pembakaran
(flame). Larutan standar yang masuk kedalam flame tersebut akan dirubah menjadi
atom-atom bebas dan akan menyeap sinar dari lampu katoda Ca yang memiliki
panjang gelombang tertentu. Atom-atom yang mampu menyerap cahaya dari lampu
katoda Ca ini hanyalah atom-atom bebas Ca bukan atom-atom lainnya. Ketika
atom-atom Ca menyerap energi yang dilewatkan, energi tersebut akan dimanfaatkan
oleh elektron untuk melakukan eksitasi menuju tingkat orbital yang lebih
tinggi. Ketiga larutan standar yang dianalisis berturut-turut menunjukkan nilai
absorbansi sebesar 0.0176, 0.0275, dan 0.0394. Dari perolehan absorbansi
tersebut terlihat bahwa meningkatnya konsentrasi akan menyebabkan nilai
absrbansi semakin meningkat. Hal itu disebabkan oleh meningkatnya kadar atom Ca
pada sampel seiring dengan meningkatnya konsentrasi. Oleh karenanya, akan
semakin banyak pula atom-atom Ca yang akan menyerap cahaya yang dilewatkan yang
menyebabkan nilai absrbansi akan meningkat.
Selanjutnya,
akan dibuat kurva kalibrasi dengan cara
memplotkan konsentrasi yang ada dengan nilai absorbansinya. Dari kurva
kalibrasi tersebut akan diperoleh sebuah persamaan regresi linear yang dapat
dignakan dalam menghitng kadar logam Ca yang ada pada setiap sampel. Hal
tersebut dapat dilakukan dengan cara mensubtitusikan nilai absorbansi ssampel
pada persamaan regresi yang dipeleh dan akan diperolehlah kadar logam Ca dalam
sampel. Persamaan regresi yang terbentuk adalah Y = 0.0109x+0.0064
Sampel
yang digunakan pada paktikum ini adalah 2 sampel air sumur. Perlakuan yang sama
juga akan dilakukan pada sampel, dimana sampel ini akan akan dibawa menuju
ketempat pembakaran untuk diatomisasai menjadi atom-atom bebas. Atom-atom bebas
yang ada pada sampel air ini selanjutnya akan mnyerap cahaya dari lampu katoda
Ca sehingga diperolehlah nilai absorbansi dari kedua sampel adalah sebesarr
0.249 dan 0.003. Nilai absorbansi inilah yang selanjtkan akan disubstitusikan
pada persamaan regeresi. Dari hasil perhitungan yang diperoleh, didapatkanlah
kadar logam Ca dengan absorbansi sebesar 0.249
adalah sebesar 22.26 / L, sementara kadar Ca dalam sampel yang memilki
nilai absbansi 0.003 adalah sebesar 0.3119 mg / L.
Adanya
logam Ca dalam air akan berkaitan erat dengan
kesadahan air. Permenkes nomor 416/MENKES/PER/IX/1990
menetapkan kada kesadahan air yang digunakan untuk kepentingan hygine dan
sanitasi adalah sebesar 500mg/L. Oleh karenanya, Kadar
Ca yang diperoleh
dari kedua sampel menunjukkan kadar yang masih diperbolehkan karena masih
berada jauh dibawah standar.
I.
KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat
disimpulkan bahwa :
1.
Prinsip
kerja dari AAS adalah dengan cara mengatomisasi sampel yang akan dianalisis
sehingga molekul-molekul ang ada pada sampel akan dirubah menjadi atom-atom
bebas yang mampu menyerap cahaya dengan panjang gelombang tertentu dari lampu
katoda yang besesuain dengan logam yang akan dianalisis. Dari banyaknya cahaya
yang diserap atau ditansmisikan dapat diketahui berapa kadar suatu logam dalam
sampel dengan cara menghitungnya menggunakan persamaan regesi yang diperoleh
darri larutan standa.
2.
Kadar
logam Ca ang diperoleh dari hasil analisis menggunakan metode AAS pada air
sumur 1 dan 2 berturut-turut adalah 22.26 mg/L dan 0.3119 mg/L. Kadar tersebut
masih berada dibawah standar yang telah ditentukan oleh permenkes.
DAFTAR
PUSTAKA
Day, R.A dan Underwood,
A.L. 2002. Analisis Kimia Kuantitatif
Edisi Keenam. Jakarta : Erlangga.
Ikhsani, I.Y.,
Eki, N.D., dan Sri, Y.C. 2017. Evaluasi
Penggunaan Metode Spektrofotometri Serapan Atom Nyala (AAS) untuk Analisis
Konsentrasi Sr/Ca dalam Karang Porites dari Teluk Ambon dan Pulau Jakung.
Bogor : IPB.
Lestari, Fatma.
2009. Bahaya Kimia Sampling dan Pengukuan
Kontaminan Kimia di Udara. Jakarta : EGC.
Rasyid, R.,
Humairah dan Zulharmita. 2013. Analisis
kadmium (Cd), Seng (Zn), dan Timbal (Pb) pada Susu Kental Manis Kemasan Kaleng
Secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA). Padang : Jurnal Farmasi
Indonesia.
Sharman, B dan
Shweta, T. 2013. Simplification of Metal
Ion Analysis in Fresh Water Samples by Atomic Absorbtion Spectroscopy for
Laboratory Students. India : Jurnal of Laboatory Chemical Education
Comments
Post a Comment